Perawatan kecantikan menjadi suatu hal yang sering dilakukan oleh kaum wanita. Tentu saja, kesempurnaan fisik menjadi satu hal mutlak yang dituju. Namun, ada beberapa kebiasaan perawatan kecantikan yang merusak kesehatan apabila terus dilakukan. Hal ini terjadi karena kebiasaan tersebut seringkali dianggap remeh tetapi memiliki konsekuensi serius bagi kesehatan apabila terus diabaikan. Beberapa ahli mengingatkan akan risiko kesehatan yang dihadapi terkait beberapa kebiasaan perawatan kecantikan yang abai dari perhatian. Berikut adalah beberapa kebiasaan perawatan kecantikan yang merusak kesehatan:
1) Tidak pernah membersihkan kuas make-up
Kuas kosmetik atau make-up yang anda simpan dalam tas make-up bisa jadi merupakan sarang kuman dan penyakit. Bila anda tidak pernah atau jarang membersihkan peralatan kosmetik anda (setidaknya sekali dalam sepekan), maka peralatan tersebut dapat terkontaminasi oleh minyak, sel kulit yang mati, bahkan bakteri. Akibatnya, gangguan seperti infeksi atau reaksi alergi bisa terjadi pada kulit. Maka, biasakan untuk mencuci atau membersihkan kuas make-up atau peralatan kosmetik anda.
2) Meminjam make-up mata dan lipstik
Jika anda sering ketinggalan make-up mata atau lipstik di rumah, biasanya jalan paling cepat adalah dengan meminjam lipstik atau make-up mata milik teman sekantor. Langkah ini bisa jadi memang lebih praktis daripada harus pulang kembali ke rumah. Namun, tahukah anda bahwa mulut, bibir, dan tenggorokan merupakan sarang untuk segala jenis kuman, dan tentunya anda tidak mengetahui apakah teman anda terbebas dari kuman-kuman tersebut dengan sekedar mengamatinya dari luar. Di samping itu, virus yang barangkali menyebabkan demam atau flu pada diri teman anda bisa jadi menjangkiti anda dari aktivitas pinjam-meminjam tadi. Bakteria jenis Staphylococcus aureus penyebab infeksi kulit, ternyata juga sering ditemukan pada make-up mata. Sehingga, konjungtivitis atau radang mata bisa juga ditularkan dengan mudah.
3) Meminjam gunting dan pengikir kuku
Satu hal yang perlu anda ketahui bahwa berbagi gunting dan pengikir kuku ternyata bisa juga mengancam kesehatan. Setitik darah akibat luka di kuku yang menempel pada kulit di sekitar kuku bisa menularkan kuman yang tak kasat mata pada pengguna berikutnya melalui celah pada kulit. Bisa jadi teman anda mengidap penyakit Hepatitis B atau jenis penyakit lain yang bisa menular tanpa disadari. Maka dari itu, jangan biasakan meminjam gunting dan pengikir orang lain.
4) Menggunakan kosmetik yang kadaluwarsa
Mungkin saja anda memiliki lipstik favorit yang sudah tak diproduksi lagi. Maka tak salah bila anda terus menyimpan dan menggunakan lipstik tersebut walaupun masa produksinya ternyata beberapa tahun yang lalu. Sebagaimana halnya makanan, kosmetik juga mempunyai tanggal kedaluwarsanya. Kebiasaan tetap menggunakan kosmetik yang sudah lewat masa kadaluwarsanya dapat menyebabkan infeksi, seperti kulit bibir yang bisa terasa gatal atau mengelupas akibat lipstik kadaluwarsa. Umumnya, lipbalm, concealer, dan bedak hanya tahan beberapa tahun saja. Oleh karena itu, biasakan untuk selalu mengecek tanggal kadaluwarsa pada kemasan kosmetik yang kita gunakan. Make-up mata dan maskara biasanya harus diganti setidaknya sesudah pemakaian tiga bulan lamanya. Alas bedak biasanya bisa bertahan setahun bila anda tak langsung menyentuhnya menggunakan tangan. Satu tips, biasakan untuk menyimpan kosmetik pada tempat kering dan dingin guna menjaga keawetannya.
5) Menggunakan eyeliner pada area dalam tumbuhnya bulu mata
Meski ada banyak selebriti menggunakan eyeliner pada bagian dalam tumbuhnya bulu mata dan menganggap ini sebagai trend, anda tak perlu menirunya! Para dokter telah mengingatkan risiko hal ini pada penyumbatan pori-pori minyak, sehingga bisa mengganggu keluarnya air mata pada bagian tepi kelopak mata. Bila terjadi penyumbatan pada lubang pori tersebut, anda bisa mengalami gejala mata kering, sehingga memicu radang. Bila hal ini tidak diatasi, dapat merusak mata serta menyebabkan kebutaan.
6) Kurang berhati-hati ketika melakukan perawatan kuku di salon
Siapapun mau dimanjakan di salon, seperti melakukan manicure dan pedicure mewah. Namun, anda perlu berhati-hati dengan tempat dimana anda memilih perawatan. Cermati baik-baik kebiasaan para terapisnya. Bila sebuah salon atau spa tidak memperhatikan kebersihan salonnya secara berkala, semisal membersihkan bak kaki menggunakan pembersih khusus anti-jamur, maka sudah pasti tempat tersebut menjadi lahan yang subur untuk jamur atau infeksi kaki. Menggunakan peralatan yang sama bagi setiap klien bisa juga menyebabkan penularan kutil, yang dipicu oleh virus jenis papiloma manusia atau HPV, juga infeksi jamur dan bakteri. Sebelum berganti pelanggan, semua peralatan salon harus dibersihkan dengan cairan khusus pembasmi kuman.
7) Mengabaikan ketidaknyamanan ketika melakukan perawatan rambut di salon
Hati-hati dengan rasa pegal yang menyakitkan pada daerah leher ketika rambut sedang dicuci oleh terapis di salon. Dari penelitian sebelumnya diketahui bahwa posisi yang tidak nyaman ketika sedang dikeramasi, pada beberapa kasus, bisa menyebabkan stroke. Hal ini terjadi disebabkan oleh arteri pada leher yang tertahan, sehingga menahan aliran darah menuju otak. Kondisi ini dapat menyebabkan pusing, mati rasa pada wajah, bahkan menyebabkan penggumpalan darah. Anda bisa menghindari hal itu melalui penggunaan handuk untuk alas kepala, atau mintalah agar rambut dicuci dengan posisi agak maju.
8) Terlalu sopan pada meja pijat
Waspadalah dengan terapis pijat yang mempunyai pijatan agak menyakitkan. Kekuatan pijatan yang terlalu kencang dapat menyebabkan cedera, semisal putusnya tendon serta ketegangan parah pada otot. Selalu sampaikan pada terapis kalau anda merasa kurang nyaman pada kekuatan pijatannya agar disesuaikan daya tekanan yang diinginkan. Jangan lupa juga untuk memastikan bahwa terapis pijat anda mempunyai reputasi yang aman.
9) Melewatkan tes alergis sebelum melakukan pengecatan rambut
Satu hal yang sering dilewatkan sebelum mengecat rambut adalah melakukan tes alergis. Senyawa organik pada cat rambut yang dikenal dengan PPD bisa menyebabkan reaksi anafilaktik pada beberapa kasus. Baru-baru ini, salah seorang remaja yang berasal dari Inggris pingsan dan selanjutnya meninggal dunia sesudah mengalami reaksi yang ekstrem terkait pewarna rambut. Maka dari itu, ada kampanye untuk melarang penggunaan PPD, namun sementara ini lebih baik anda menggunakan pewarna rambut yang luntur sesudah enam pekan. Selain itu, sebaiknya lakukan tes alergis dalam jangka 48 jam sebelum anda memulai pengecatan rambut.
Demikianlah informasi seputar kebiasaan perawatan kecantikan yang merusak kesehatan. Dengan mengetahui informasi ini, sekiranya anda akan semakin waspada dan perhatian akan hal-hal kecil seputar perawatan kecantikan yang bisa berakibat fatal pada kesehatan, untuk selanjutnya dapat menghindari kebiasaan tersebut.