Osteoporosis merupakan suatu gangguan
kesehatan yang ditandai
dengan kondisi semakin rapuh dan lemahnya tulang.
Penyakit osteoporosis
seperti juga pendahulunya,
yakni osteopenia,
telah menyerang banyak orang di dunia. Berdasarkan
laporan American Academy
of Orthopaedic Surgeons (AAOS), di negara Amerika
Serikat saja sebanyak 44
juta warganya diketahui menderita osteoporosis dan sekitar 2
juta diantara mereka mengalami kondisi patah
tulang tiap tahunnya. Sungguh kenyataan yang sangat miris. Untuk menghindari
osteoporosis, ada beragam hal yang dapat kita
lakukan guna menjaga tulang tetap kuat,
terlebih lagi untuk menurunkan risiko terkena
osteoporosis. Berikut kami akan memberikan beberapa tips yang dapat
dilakukan untuk menghindari osteoporosis
dan menjaga agar tulang selalu kuat:
1) Dimulai sejak usia muda
Tulang akan mencapai
kepadatan tertingginya disaat kita menginjak usia 20-an. Semenjak saat
itulah, kita harus
menjaga kondisi tulang agar selalu berada pada level tersebut dan terhindar
dari osteoporosis di kemudian hari melalui
asupan vitamin D dan kalsium yang cukup. Selain itu, imbangi juga dengan rajin
berolahraga.
2) Membiasakan minum susu serta memenuhi kebutuhan vitamin D
Susu sangat kaya
kandungan kalsium yang cukup baik
untuk kesehatan tulang.
Sementara vitamin D bisa
membantu penyerapan kalsium oleh tubuh. Pemenuhan kebutuhan akan vitamin D bisa membantu proses
perbaikan
dan percepatan pembentukan tulang dan
memperkuat otot-otot tubuh. Dengan mencukupi kebutuhan
ini, osteoporosis atau risiko patah
tulang bisa dikurangi. Sebagai anjuran, cukupi kebutuhan
kalsium tubuh sampai 1200 mg per hari,
penuhi kebutuhan vitamin D sebanyak 1000 IU, dan
konsumsi 4 gelas susu rendah
lemak atau 3 cangkir yoghurt yang tidak mengandung lemak. Rekomendasi ini didasarkan pada
anjuran
National Osteoporosis
Foundation (NOF). Apabila anda
tidak terlalu menyukai susu, maka sebagai
gantinya anda bisa mengkonsumsi jus jeruk dengan kandungan
kalsium dan vitamin
D yang tinggi. Selain itu, konsumsi juga kacang-kacangan seperti kedelai,
almond, dan suplemen.
3) Tes kepadatan kandungan mineral tulang
Osteoporosis sering kali disebut sebagai ‘penyakit diam’ dikarenakan kita tidak dapat merasakan
gejala awalnya dengan jelas hingga menemukan suatu
kondisi seperti
patah tulang. Namun, tentu saja kita
tidak mau menunggu sampai hal ini terjadi. Tes untuk mengetahui kepadatan kandungan
mineral
tulang atau BMD (Bone Mineral Density) bisa dilakukan untuk mengetahui
seberapa kuat kondisi tulang anda. Hasil tes ini oleh dokter anda akan digabungkan dengan beberapa faktor
risiko yang lain semisal jenis kelamin dan usia untuk menentukan terjadinya
risiko patah tulang pada 10 tahun mendatang.
4) Membatasi konsumsi daging
Fosfor
dan kalsium bisa
membantu tubuh untuk menguraikan protein hewani. Terlalu banyak mengkonsumsi daging merah ternyata
dapat mengurangi kandungan zat
tersebut pada tulang. Di lain pihak,
kekurangan protein bisa menghambat proses penyerapan
kalsium pemicu osteoporosis. Maka, solusinya
adalah dengan membatasi konsumsi protein
hewani secara berlebihan.
5) Hindari kebiasaan
merokok
Kebiasaan merokok ternyata dapat
mempercepat terjadinya pengeroposan tulang. Kebiasaan merokok pada wanita usia lanjut yang sudah menginjak menopause
bisa mempercepat terjadinya osteoporosis
dikarenakan produksi hormon estrogen yang rendah pada kelompok wanita ini. Selain itu,
coba hindarkan diri
dari konsumsi minuman beralkohol. Kandungan alkohol diketahui bisa mengganggu potensi
penyerapan kalsium oleh tubuh serta menghambat
terbentuknya sel tulang baru.
6) Batasi asupan sodium
Terlalu
banyak konsumsi sodium (natrium) bisa
mengakibatkan pelepasan kalsium
pada tulang yang mana kalsium dikeluarkan
melalui air seni atau urin. Kondisi ini pada tingkat tertentu akan menyebabkan osteoporosis. Untuk tetap
mengikat
kalsium pada tulang, cobalah
mengkonsumsi
makanan rendah sodium serta hindari konsumsi makanan
olahan yang mengandung terlalu banyak garam.
7) Telusuri riwayat keluarga
Gen merupakan faktor penentu yang berpengaruh
pada
kesehatan tulang secara keseluruhan seperti massa
dan ukuran tulang. Hal ini perlu diperhatikan utamanya pada
wanita yang menginjak fase
menopause. Di samping itu, gen ikut
mempengaruhi
seberapa baik penyerapan kalsium dan vitamin D dapat dilakukan oleh
tubuh. Dengan menelusuri profil kesehatan keluarga
anda (riwayat kesehatan orangtua) yang mencakup kesehatan tulang atau
penyakit osteoporosis yang pernah
diderita,
anda dapat mengambil langkah antisipasi sedini mungkin.
8) Tetap aktif
Membiasakan diri selalu aktif seperti rajin berolahraga akan sangat
membantu menghindari risiko osteoporosis.
Olahraga
semisal lari, bermain basket, dan tenis bisa
membantu menjaga kesehatan tulang anda.
Selain itu, aktivitas fisik atau olahraga yang bisa
memperkuat otot (semisal angkat beban) diketahui dapat
membantu tulang agar menjadi kuat. Namun,
jika olahraga tersebut anda nilai terlalu berisiko, maka cobalah
hal lain yang agak sederhana seperti jogging atau jalan
kaki. Intinya, anda harus selalu aktif.
Tulang
dan otot yang kuat dapat
meningkatkan koordinasi dan keseimbangan tubuh, sehingga anda akan terhindar dari risiko terjatuh akibat ketidakseimbangan tubuh pemicu patah tulang. Semoga
tips sederhana diatas dapat membantu anda untuk menjaga kesehatan
tulang dan terhindar dari penyakit osteoporosis.