Home » » Menganggur Dapat Memicu Serangan Jantung?

Menganggur Dapat Memicu Serangan Jantung?


Setiap orang yang berada dalam usia produktif pastinya menghendaki suatu kesibukan atau pekerjaan untuk mengisi hari-harinya. Tak terkecuali mereka yang berada dalam usia produktif saja, kalangan lanjut usia pun juga berusaha menyibukkan diri mereka dengan aktivitas-aktivitas ringan untuk mengusir kepenatan dan stres di hari tua mereka. Aktivitas-aktivitas tersebut biasanya disesuaikan dengan hobi atau minat. Kesibukan atau aktivitas-aktivitas ini sebenarnya diusahakan ada untuk menghindari kondisi menganggur yang dapat memicu stres. Stres sendiri pada akhirnya dapat mengundang datangnya penyakit seperti serangan jantung. Ada suatu penelitian yang mengungkapkan bahwa menjadi pengangguran pada usia antara 50-an sampai 60-an dapat meningkatkan risiko terjadinya serangan jantung. Kondisi ini sama dengan risiko terjadinya serangan jantung akibat kebiasaan merokok.

Belakangan ini diketahui bahwa sekitar 13.000 warga Amerika berisiko mengalami seranganjantung pada tahun pertamanya semenjak mengalami pemutusan hubungan kerja.  Kondisi ini erat kaitannya dengan stres yang diakibatkan oleh kondisi menganggur. Berdasarkan  laporan dari Archives of Internal Medicine, risiko tersebut ternyata tidak ditemui pada mereka yang sengaja mengundurkan diri atau keluar dari pekerjaannya. Para ahli akhirnya menyimpulkan bahwa stres merupakan penyebab yang bertanggung jawab. Masih terkait dengan masalah ini, beberapa ahli kemudian melakukan penelitian mendalam atas kaitan stres ini dengan risiko serangan jantung. Ada dugaan yang mengatakan bahwa tekanan pekerjaan yang dilakukan di masa lampau adalah salah satu pemicu risiko terjadinya serangan jantung. Akan tetapi, menurut pendapat the British Heart Foundation, tekanan atau stres yang dihadapi ketika masih bekerja bukanlah alasan atau penyebab utama seseorang memiliki risiko ini.

Keterkaitan serangan jantung dengan stres akibat menganggur

Beberapa penelitian telah dilakukan guna mengetahui keterkaitan antara risiko serangan jantung dengan kondisi stres. Pada penelitian sebelumnya yang memakan waktu hampir 20 tahun lamanya, ada sekitar 1.000 dari total 13.451 subyek penelitian mengalami kondisi serangan jantung. Ada suatu tren yang ditemukan pada penelitian tersebut. Tren yang dimaksud berkaitan dengan subyek pria dan wanita dengan kebiasaan merokok, kurang olahraga, dan berat badan berlebih, yang menyebabkan munculnya risiko serangan jantung. Selain itu, ditemukan juga kalangan lanjut usia dengan penyakit diabetes atau tekanan darah tinggi. Dari penghitungan yang dilakukan pada penelitian tersebut, ditemukan suatu keterkaitan antara risiko serangan jantung dengan kondisi hilangnya pekerjaan. Serangan jantung ternyata secara signifikan ditemukan pada kelompok subyek yang menganggur hingga 27% banyaknya.

Ada beberapa peneliti yang mengkonfirmasi keterkaitan antara stres menganggur dengan munculnya risiko terkena seranganjantung. Beberapa ahli tersebut adalah:


  • Dr. Donna Arnett. Seorang dokter yang berasal dari the American Heart Association ini menegaskan bahwa tekanan atas kebutuhan untuk bekerja menimbulkan risiko terkena serangan jantung. Akan tetapi, masih dibutuhkan penelitian lanjutan seputar efeknya bagi peredaran darah. Dr. Donna juga mengatakan bahwa ada beberapa cara untuk mengatasi efek yang diakibatkan oleh stres menganggur yang salah satunya dapat ditempuh dengan rajin berolah raga.

  • Dr. Linda George. Salah satu praktisi medis dari Duke Unersity, North Carolina ini  mengatakan bahwa stres atau tekanan bisa memberikan memberikan efek cukup besar bagi munculnya risiko terkena serangan jantung. Faktor stres ini hampir sama besar pengaruhnya dengan beberapa faktor lain seperti obesitas dan kebiasaan merokok. Berita buruknya, tekanan atau stres yang diakibatkan oleh kondisi menganggur atau kehilangan pekerjaan ternyata jauh lebih hebat dibandingkan stres yang diakibatkan oleh tekanan dari pekerjaan.


  • Ann McCracken. Seorang peneliti dari the International Stress Management Association ini mengatakan bahwa banyak orang mengalami stres akibat tidak mampu menerima kenyataan ia kehilangan pekerjaan atau menganggur. Sebenarnya kondisi ini dapat diatasi dengan perubahan pola pikir. Seseorang harus mampu menyikapi tekanan yang muncul akibat kondisi menganggur ini. Mereka harus paham bahwa hal tersebut bisa memberikan dampak untuk kesehatannya, baik untuk jangka pendek atau jangka panjang. Disaat seseorang menganggur akibat kehilangan pekerjaan, maka mereka harus melakukan sesuatu agar kondisi mental dan fisiknya tetap terjaga. Kesehatan mental dan fisik adalah unsur penting untuk kelangsungan hidup mereka. Salah satu kegiatan sementara yang bisa dilakukan adalah menyibukkan diri dengan pekerjaan rumah, berpartisipasi dalam pekerjaan sukarela, berolahraga, atau berkebun. Kesemua aktivitas tersebut bisa dilakukan untuk mengalihkan perhatian.


Menjaga diri agar tetap sibuk meskipun belum mendapatkan pekerjaan kembali sangatlah penting. Kesadaran akan hal ini sangatlah perlu dikondisikan untuk menghindari stres akibat menganggur yang dapat memicu risiko terjadinya serangan jantung

Comments
0 Comments

0 komentar:

Posting Komentar

Artikel favorit

Recent Post no Thumbnail by Tutorial Blogspot
 
Support : Kesehatan | Tips Kesehatan Kita
Copyright © 2013. Tips Kesehatan Kita - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger